BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM.....
..................
Rasulullah saw berdiri dihadapan para sahabat dan 120 ribu orang jemaah yang ikut serta dalam Haji Wadaa, saat itu Beliau mengucapkan salam perpisahan kepada ummatnya. Baginda berkata: "Wahai sekalian manusia ! Dengar dan sadarilah bahwasannya aku tidak akan bertemu dengan kalian lagi selepas tahun ini"
Semua terdiam!
Suara itu seperti menggelegar menggetarkan, suasana haru meliputi wajah wajah Ummat. Mereka mendengarkan kata kata Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam), Baginda berwasiat serta menasihati mereka tentang Ikatan mereka bersama, tentang Rabb serta Agama Mereka.
Disaat itulah, Allah Ta'ala menurunkah ayat terakhir Nya kepada Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam):
"...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu". (Al Maidah : 3)
Kemudian Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam) pulang ke Madinnah, saat itu memasuki bulan Rabiul Awal, Baginda mulai merasakan letih di badannya pada awal bulan itu. Baginda ditimpa Demam yang menyebabkannya tubuhnya terjatuh kebumi.
Baginda Sakit!
Baginda saat itu meminta tubuhnya agar di sirami Air agar segar, setelah disirami air, Rasulullah (Shalallahu 'Alaihi Wassalam) pun menjadi segar. Rasulullah keluar melangkahkan kakinya dibimbing oleh Imam Ali Bin Abu Thalib dan Fadhol Bin Abbas R.A.
Rasulullah menghadapkan wajahnya yang muliah kepada para sahabat.
Para sahabat bergembira melihat Rasulullah(Shalallahu Alaihi Wassalam) muncul kembali dihadapan mereka. Baginda duduk diatas Mimbarnya dan para sahabat terdiam mendengarkan Baginda berkhutbah dengan Khutbah perpisahan.
Rasulullah berpesan kepada Sahabat agar berbuat baik kepada keluarganya, berbaik kepada wanita dan berwasiat dengan kata kata; "Jangannlah kamu kembali menjadi kafir selepas kepergianku, dan kamu saling berperang antara satu dengan yang lain.."
Para sahabat merasa amat tersentuh dengan perpisahan yang akan dilalui antara mereka dengan Rasulullah, dan mereka bertanya: "Wahai Rasulallah! Jikalau engkau wafat, siapa yang akan memandikannmu?"
Rasulullah saw menjawab: "Seseorang dari Keluargaku"
"Dengan apakah kami akan mengkafankanmu?"
Airmata Baginda berlinang ketika melihat keresahan para sahabat, Baginda menjawab:"Dalam pakaianku ini, atau kain dari yaman, atau jubah dari Syam ataupun kapas dari Mesir"
Mereka bertanya lagi: "Siapakah yang akan mengurus penguburanmu? Adakah dari keluargamu?"
Para sahabat terus bertanya tanya mengenai persiapan serta kepergian baginda, dan Baginda pun menangis.
Baginda Berkata: "Berlembutlah dengan Nabimu", Bagindapun berdiri dan melangkah memasuki kerumah-nya, lalu Baginda merebahkan dirinya di pembaringan.
Sahabat bertambah Bimbang..
Saat itu kumandang adzan di masjid Rasulullah telah selesai, sedangkan Imam mereka (Rasulullah) tidak keluar untuk shalat bersamam mereka, para sahabat semakin khawatir, mereka meninggalkan segala aktivitas mereka dan berkumpul sana untuk mengetahui perkembangan kesehatan Rasulullah saw.. .
Mereka Bertambah Khawatir...
Rasulullah saw berkata kepada Aisyah Ra;"Perintahkan Abu Bakar Untuk mengimani Shalat" Aisyah Berkata; "Ayahku adalah seorang yang kurus dan Aku Meragukannya, beliau menangis dan tak mampu untuk berdiri.. Perintahkanlah Umar Wahai Rasulullah.."
Karena Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tetap menginginkan Abu Bakar untuk mengimani Shalat sebagai penggantinya, maka Abu Bakarpun bangun, meng-Imami Shalat di mesjid..
Baru pada waktu shubuh, Senin 12 Rabiul Awal, kesehatan Rasulullah saw membaik..
Rasulullah menyingkapkan tirai pintu rumahnya. Beliau menatap wajah para Sahabat.. Mereka Shalat dengan khusyuk dan tunduk dihadapan Allah di belakang syaidinna Abu Bakar.
Segala Puji Bagi Allah..
Masjidnya bercahaya dengan kemunculan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, beliau memperhatikan para sahabatnya,..
Dikisahkan para sahabat berkata; "Kami hampir hampir lalai dari shalat kami, ketika tibanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.. Syaidinna Abu Bakar Hampir saja mundur dari tempatnya menjadi Imam saat itu.. dan para sahabat hampir hampir berpaling.. Tapi kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menunjuk dengan tangannya "Tetaplah ditempatmu.."
Kemudian Baginda menutup tirai di pintu dan masuk lagi ke rumahnya. "Itulah Hari terakhir Baginda memandang sahabat-sahabatnya.."
Para sahabat saat itu bergembira ketika melihat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memperhatikan mereka dari pintu rumahnya. Mereka mengira Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam kembali sehat hingga sebagian mereka kembali ke pekerjaan masing masing dan tetap mengira bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam kembali sehat.
Aisyah ra, mengisahkan;
"Rasulullah saw meminta izin kepada semua istrinya untuk dirawat di rumahku, dan mereka mengizinkannya. Hari senin, yaitu hari wafat beliau pun tiba.. Ruh baginda diambil di rumahku dan dalam dekapanku"
Aisyah ra berkata; "Sebelum itu kami mendengar gerakan dibalik pintu dan itulah Jibril meminta izin dari Rasulullah untuk Masuk, dan Rasulullah mengizinkannya. Kemudian aku mendengar Rasulullah berkata kepadanya; "Wahai Jibril! Allah Ta'ala, Allah Ta'ala!"
Kemudian Aku bertanya: "Apa yang terjadi Wahai Rasulullah?"
Rasulullah Menjawab: "Itulah Jibril berkata bahwa Malaikat Maut berada didepan pintu meminta Izin..
Jibril Berkata:"Malaikat Maut itu tidak meminta Izin, dari sesiapapun sebelum dan sesudahmu.. Allah menyampaikan Salam kepadamu,.. Allah telah Merinduimu?"
Selepas itu Malaikat Ijrail berkata:
"Jika engkau menghendaki aku akan mencabut ruhmu untuk menemui Allah, jikalau tidak aku akan biarkan sesuai masa waktu yang engkau inginkan.."
Dan Rasullullah Shalallahu Alaihi Wassalam memilih Allah ta'ala..
Kemudian malaikat mautpun masuk,
Dia mengucapkan salam kepada Nabi dan berkata; "Wahai Rasulullah! Apakah engkau Mengizinkanku?"
Baginda Menjawab:
"Terserah kepadamu, berlembutlah ketika mencabut nyawaku... Ahhh..."
"Ahhhh..."
(Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Kesakitan)
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata kepada Malaikat maut; "BERLEMBUTLAH KEPADAKU, WAHAI SAUDARAKU MALAIKAT MAUT"
Malaikat maut mencabut nyawa yang sangat mulia itu,
KERINGATPUN BERCUCURAN DARI DAHI RASULULLAH ... laksana butiran permata yang berbau kasturi. Nabi mengusap peluh dari dahinya dan meletakannya dalam sebekas air di tepinya untuk menyejukan tubuhnya..
Baginda Berteriak:
"Ahhhh...! Ahhhh.. Ahhh..! Kematian itu Amat menyakitkan!. Ya Allah! Ringankan kesulitan Maut Terhadapku..Ringankan kesulitan Maut Terhadap Ummatku.."
Maka para Malaikat dari Langitpun turun dan berkata: "Ya Rasulullah! Sesungguhnya salam dan sejahtra Keatasmu.."
Sesunggunya perihnya sakaratulmaut adalah 70 kali lebih sakit daripada tusukan pedang
MAKA MENANGISLAH RUH BAGINDA..
Dalam kesakitan sakaratul maut baginda berdoa: "Ya Allah Ringankanlah Kesulitan maut untuku dan Ummatku"
"YA ALLAH! RINGANKANLAH KESULITAN MAUT TERHADAPKU DAN UNTUK UMMAT KU... Ringankanlah Kesulitan maut untuku dan Ummatku.."
Rasulullah terbaring,
Lidahnya tidak bisa bertutur lagi dan tidak terdengar apa apa dari baginda..
Hal terakhir yang diucapkan Baginda adalah:
"Allah. Allah. Shalat. Shalat"
Adakah hati yang tidak bergetar mendengarnya...
Begitu sayangnya beliau kepada kita, Ummatnya..
Hingga disaat saat paling menyakitkan...
Disaat sakaratulmaut ..
Disaat saat terakhir di bumi Ini...
Disaat saat nafas terakhir itu, saat Ruh itu hampir terlepas dari raga..
Beliau Masih menyempatkan Do'a untuk kita...
Jazakumullahu ya Rasulallah..
Maafkan kami...
Wahai Rasul Allah...
Wahai Kekasih Allah..
Maafkan kelalaian kami dalam menapaki sunnah sunnahmu..
Cahaya memancar dari wajahnya, meliputi keluarganya.
Ruh bagindapun sampai kepada halqumnya. Baginda membuka kedua belah matanya. Baginda menunjukan syarat dengan jari ketauhidannya, Baginda menghirup nafas terakhirnya di dunia ini lalu menyerahkan rohnya kepada Tuhannya.
Sejahteralah jasad baginda..
Setelah melalui hari harinya yang memenatkan serta meletihkan untuk kita, Umatnya.
Sejahteralah jasad baginda...
Beliau bisa beristirahat setelah perutnya yang di ikat dengan batu karena kelaparan untuk kita,.
Sejahteralah jasad yang pernah dilempari batu sehingga terluka untuk kita.
Sejahteralah gerhamnya yang pernah patah untuk kita, Umatnya.
Sejahteraah Jasad yang pernah pernah terluka dan mengalir darahnya lalu baginda menahan dengan tangannya, untuk menjaga darah yang bersih itu terjatuh ketanah sebagai rahmat bagi mereka dan kita dari kemurkaan Allah.
Sejahteralah jasad yang pernah dimasuki sesuatu kedalam daging pipinya untuk kita.
Sejahteralah jasad yang kakinya bengkak disebabkan pengabdiannya pada Allah serta dakwah untuk kita.
Sejahteralah jasad yang memikul kesukaran, keletihan, kesakitan dan kelaparan untuk kita, Ummatnya.
Rumah itu diselubungi dengan tangisan, menyaksikan kepergian peminpin mereka setelah ruh meninggalkan jasadnya..
Masjidpun diselubungi dengan kesedihan..
Ketahuilah!
Bahwa kepedihan telah menimpa Nabi..
BERITA itu pun tersebar keseluruh Kota Madinah..
Sayyidina Alli bin Abi Thalib berada disamping baginda,
Siti Aisyah menangis, ruhnya terguncang. Lalu, Sayyidina Alli membawa dan meletakan Tubuh Rasulullah saw di kamarnya, ketika Ruh Rasulullah hampir keluar Sayyidina Ali pun terjatuh. Beliau tidak kuat berdiri, ..
Ditengah tangisan yang menyelubungi rumah duka itu, tiba tiba terdengar satu suara yang tidak diketahui dari mana asalnya: "Kita adalah Milik Allah, dan padanya Kita akan Kembali, Wahai penghuni rumah, Allah membesarkan pahalamu, bersabarlah dan bermuhasabahlah dengan musibah itu. Sesungguhnya Rasulullah mendahuluimu sekalian di Syurga".
Mereka terdiam dan menjadi tenang,
Setelah suara itu berhenti, mereka menangis lagi.
Demi Allah, kita ini tidak pernah diberi musibah seperti yang mereka rasakan, tiada satu rumahpun yag merasa kehilangan seperti yang mereka rasakan saat itu..
Khabar itu pun tersebar keseluruh Madinah..,
Para sahabat panik.
Sebagian mereka menyeru; "Wahai Para sahabat! Tidak kah kamu mengetahui bahwsannya baginda adalah manusia dan akan Wafat?"
Sebagian mereka berkata: "Ya. Tapi kehidupannya kekal didalam diri kami dan memberi tamparan hebat kepada jiwa kami"
BERGETARLAH HATI PARA SAHABAT..
Sayyidina Umar Bin Al-Khatab mengeluarkan pedangnya dan mengacungkannya di jalan. Beliau hilang pertimbangan karena kesedihan itu, beliau berteriak:
"Sekelompok dari orang-orang munafik berkata bahwa Rasulullah telah mati. Rasulullah tidak mati. Akan tetapi Rasulullah menuju kepada Rabbnya sebagaimana perginya nabi Musa dan Baginda kembali kepada Kita. Siapa yang mengatakan bahwa Rasulullah telah mati, aku akan menyentuhnya dengan pedangku ini "
Sayyidina Utsman bin Affan membisu, tidak berkata apa apa. Ketika fikiran mereka terganngu, hati mereka pun kebingungan..
Kemudian sampailah berita ini kepada Abu Bakar Assidiq,
Diapun merasakan keadaan yang begitu menyedihkan itu. Dia segera menuju Madinnah menuju masjid nabawi, melintasinya dan sampailah kekamar Rasulullah. Beliau meminta izin kepada penghuni rumah itu untuk masuk dan lalu dizinkan masuk.
Sayyidina Abu Bakar masuk dalam keadaan dadanya yang berdebar debar dan keluh kesah seakan nyawanya yang dicabut. Beliau menangis, terdengar seperti suara yang menggeletar yang memasuki air. Dia berpaling, airmatanya bercucuran melihat jasad Nabi diliputi kain, beliau membuka kain yang menutupinya untuk menatap wajah yang paling mulia itu.
Beliau memandang wajah Nabi dalam dalam, beliau meletakan wajahnya dan mencium wajah dan pipi Rasulullah saw.
Beliau menangis sambil berkata:
"Demi ibu dan ayahku wahai Rasulullah, betapa mulianya kehidupan dan kewafatanmu. Allah tidak akan merasakan untukmu kewafatan kedua kalinya untukmu. Jikalau tangisan itu bermanfaat bagimu, niscaya air mata ini akan terus berlinangan. Tetapi tiada tempat mengadu melainkan Allah. Kita Milik Allah dan kepadanya kita akan Kembali
Aku bersaksi Bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan kamu wahai Muhammad adalah utusan Allah..
Engkau telah sampaikan Risalah dan sampaikan amanah, hingga engkau meninggalkan kami diatas jalan yang bersih"
Nafas Beliau tersedu sedu dalam tangisan,
Beliau memandang jasad Rasulullah saw dan berkata kata lagi:
"Ingatlah kami disisi Tuhanmu Wahai Muhammad..."
Hari itu madinah menjadi Layu..
Sahabatku mari kita berdo'a dalam suasana hati yang sedang lembut ini,
Wahai Allah..
WAHAI YANG MAHA HIDUP LAGI MENGHIDUPKAN, PENGGERAK LANGIT DAN BUMI..
BANTULAH KAMI UNTUK SENANTIASA MENGINGAT DAN MENSYUKURI SERTA BERIBADAH KEPADAMU DENGAN SEBAIK BAIKNYA
WAHAI ALLAH PERLIHATKANLAH KEPADA KAMI KEBENARAN ITU SEBAGAI KEBENARAN DAN ARAHKAN KAMI UNTUK MENGIKUTINYA.
AMPUNKANLAH KAMI DENGAN TAUBATANNASUHA.
BERSIHKANLAH KAMI DENGANNYA PADA TUBUH BADAN HATI DAN RUH KAMI.
Ya Allah Peliharalah Kami.
Ampunilah dosa kami yg telah lalu, dan Kumpulkanlah Jemaah kami pada hari kiamat beserta Rasulullah dan Sahabat serta orang orang yang dikasihi.
Ya Allah hidupkan Kami dengan Mencintainya
Ya Allah Hidupkanlah kecintaannya dalam Hati Kami,
Hidupkan cahayanya dalam batin Kami.
Hidupkan Hidayahnya dalam Zahir kami. hidupkan perjalanannya dalam Rumahtangga dan kehidupan Kami
WAHAI ALLAH !
JANGAN ENGKAU TANGGALKAN DARI HATI KAMI CAHAYA IKATAN DENGAN SAYYIDINA MUHAMMAD SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM
====================
Amiin Ya Allah Ya Robbal Alamiin.
====================
Sahabat Pena,
Kisah diatas adalah kisah Sohih yang dikisahkan Habib Ali Aljufri dalam kunjungannya ke Malaysia yang dirakam dan diterjemahkan kedalam bahasa melayu...m0ga ia bermanfaat untuk semua shbt2...
Silahkan semak video Aslinya yang berbahasa Arab dan Terjemahan Versi Melayu disearch di Youtube.
Semoga catatan ini menyentuh dan menyegarkan kembali ingatan kita kepada Jalan Rasulullah saw dan Sunnah Sunnah nya.
Semoga dari pena sederhana ini, bisa sedikit menahan dan mengingatkan jiwa yang sering lalai dan terbuai, termasuk nasihat pada diriku sendiri....hidup dan tegakkan jalan ahlul sunnah wal jamaah,Allahu Akbar....
Jazakallah Khairan, wallahu a'lam....